Jumat, Maret 22, 2013

Pramuka SD Negeri Cilibur 01

Mari Kita Tingkatkan Pramuka Indonesia !!!!!!
Gerakan Pramuka 11.29.04.85/86 SD NEGERI CILIBUR 01 Satyaku ku Dharmakan Dharmaku ku Bhaktikan agar Jaya Indonesiaku.
Ikhlas Bhakti Bina Bangsa Berbudi bawa Laksana 



Sabtu, Februari 23, 2013

Enam Kalimat Cinta Ala Abdull


Sebuah hubungan yang sempurna membutuhkan banyak hal untuk tetap sempurna. Komunikasi, cinta, rasa hormat, dan kesetiaan menjadi aspek penting dalam membina hubungan yang bahagia. Selain itu, kata-kata cinta menjadi kunci utama untuk membahagikan hati pasangan Anda. Ingin membuat si dia tersenyum bahagia? Berikut adalah enam kalimat cinta yang meluluhkan hati pasangan, seperti dilansir Lovepanky.

"Aku merasa aman dan terlindungi, ketika kamu berada di dekatku."

Kalimat ini akan membuat pria merasa istimewa di mata pasangannya. Sederhana dan sangat menyentuh.

"Temanku merasa iri padaku karena aku punya kamu."

Cieee!!! Kalimat ini dijamin bikin si dia langsung mati lemas. Manis banget sih!

"Kau selalu membuatku tersenyum, bahkan ketika aku sedang down."

Ini menunjukkan rasa terima kasih Anda kepada pasangan yang selalu setia di samping Anda. Dalam suka maupun duka.

"Dunia tampak sempurna ketika kamu menggenggam tanganku."

Romantis sekali, bukan? Yah, sesekali tak apalah bersikap manis dan manja sedikit pada pasangan Anda. Dia pun butuh hal semacam ini dari Anda.

"Aku suka dimanja dan kamu tahu persis cara melakukannya."

Ini merupakan sanjungan terbaik yang akan selalu diingat pasangan Anda. Hal sesederhana itu kadang terdengar istimewa jika disampaikan dengan ketulusan cinta.

"Betapa beruntungnya diriku memilikimu."

Anda mungkin sangat bersyukur karena sudah memiliki pasangan sesempurna dirinya. So, sesekali ekspresikan cinta Anda.

Apa kalimat cinta yang sering Anda ucapkan pada pasangan? Tentu saja selain "Aku cinta padamu", "Aku rindu kamu", dan "Aku butuh kamu". Yuk bagi pengalaman cinta Anda dengan sahabatterdekatmu!

Jumat, Januari 04, 2013

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Tematik Kelas 1, 2 dan 3 Sekolah Dasar

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Tematik Kelas 1 klik disini
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Tematik Kelas 2 klik disini
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Tematik Kelas 3 klik disini

Buku Sekolah Elektrik BSE

Bagi anda guru sekolah dasar kelas 1 menyampaikan materi tidak hanya dari satu sumber saja, karena banyak sekali materi yang berkembang.
Buku Sekolah Elektrik kelas 1 anda bisa dapatkan disini


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RRP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran bagi guru kelas 4, 5 dan 6 sekolah dasar sangatlah diperlukan, diantaranya adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Jika anda  memerlukan sekarang klik disini

ASAL-MULA MATEMATIKA


Matematika (dari bahasa Yunani:μαθηματικά - mathēmatiká)adalah studi besaran, struktur,ruang, relasi,perubahan, danberaneka topik pola, bentuk, danentitas. Para matematikawanmencari pola dan dimensi-dimensi kuantitatif lainnya,berkenaan dengan bilangan,ruang, ilmu pengetahuan alam,komputer, abstraksi imajiner,atau entitas-entitas lainnya.[1][2]Dalam pandangan formalis,matematika adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan struktur abstrak menggunakan logika simbolik dan notasi matematika; pandangan lain tergambar dalam filsafat matematika. Para matematikawan merumuskan konjektur dan kebenaran baru melalui deduksi yang menyeluruh dari beberapa aksioma dan definisi yang dipilih dan saling bersesuaian.[3] Euclid, matematikawan Yunani, abad ke-3 SM, seperti yang dilukiskan oleh Raphael di dalam detail ini dari Sekolah Athena.[4] Terdapat perselisihan tentang apakah objek-objek matematika hadir secara objektif di alam menurut kemurnian logikanya, atau apakah objek-objek itu buatan manusia dan terpisah dari kenyataan. Seorang matematikawan Benjamin Peirce
menyebut matematika sebagai "ilmu yang menggambarkan simpulan-simpulan yang penting".[5] Albert Einstein, di pihak lain, menyatakan bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada
kenyataan, mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada kenyataan."[6] Melalui penggunaan abstraksi dan penalaran logika, matematika dikembangkan dari
pencacahan, penghitungan, pengukuran, dan pengkajian sistematik terhadap bentuk dan gerak objek-objek fisika. Pengetahuan dan penggunaan matematika dasar selalu menjadi sifat melekat dan bagian utuh dari kehidupan individual dan kelompok. Pemurnian gagasan- gagasan dasar dapat diketahui di dalam naskah-naskah matematika yang bermula di dunia Mesir kuno, Mesopotamia,
India, Cina, Yunani, dan Islam. Argumentasi kaku pertama muncul di dalam Matematika Yunani, terutama di dalam buku Euclid, Unsur-Unsur. Pengembangan berlanjut di dalam ledakan yang tidak menenteramkan hingga periode Renaisans pada abad ke-16, ketika pembaharuan matematika berinteraksi dengan penemuan ilmiah baru, mengarah pada percepatan penelitian yang menerus hingga Kini.[7] Kini, matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk ilmu pengetahuan alam, rekayasa, medis, dan ilmu pengetahuan sosial seperti ekonomi, dan psikologi. Matematika terapan, cabang matematika yang melingkupi penerapan pengetahuan matematika ke bidang-bidang lain, mengilhami dan membuat penggunaan temuan-temuan matematika baru, dan kadang- kadang mengarah pada pengembangan disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya baru. Para matematikawan juga bergulat di dalam matematika murni, atau matematika untuk perkembangan matematika itu sendiri, tanpa adanya penerapan di dalam pikiran, meskipun penerapan praktis yang menjadi latar munculnya matematika murni ternyata seringkali ditemukan terkemudian.[8] Secara umum, semakin kompleks suatu gejala, semakin kompleks pula alat (dalam hal ini jenis matematika) yang melalui berbagai perumusan (model matematikanya) diharapkan mampu untuk mendapatkan atau sekadar mendekati penyelesaian eksak seakurat-akuratnya. Jadi, tingkat kesulitan suatu jenis atau cabang matematika bukan disebabkan oleh jenis atau cabang matematika itu sendiri, melainkan disebabkan oleh sulit dan kompleksnya gejala yang penyelesaiannya diusahakan dicari atau didekati oleh perumusan (model matematikanya) dengan menggunakan jenis atau cabang matematika tersebut. Sebaliknya berbagai gejala fisika yang mudah diamati, misalnya jumlah penduduk di seluruh Indonesia, tidak memerlukan jenis atau cabang matematika yang canggih. Kemampuan aritmetika sudah cukup untuk mencari penyelesaian (jumlah penduduk) dengan keakuratan yang cukup tinggi. 
sumber: www.putupunyablog.com
Semoga bermanfaat...